Haji Faisal buka suara soal kasus penggelapan uang yang dilakukan oleh mantan manajer anaknya, Fujianti Utami alias Fuji. Diketahui kasus penggelapan oleh eks manajer Fuji, Batara Ageng (BA) kini tengah ditangani kepolisian. Batara Ageng telah ditetapkan sebagai tersangka setelah mengaku membawa kabur uang milik Fuji senilai Rp1,3 miliar.
Terkait kelakuan dari BA, Haji Faisal mengaku dirinya sejak awal sudah memiliki firasat buruk. Haji Faisal menyebut dirinya tak yakin jika BA merupakan orang yang baik. "Saya bilang ke anak saya, feeling saya mengatakan kurang, emang kamu yakin dengan orang ini, di mana kamu lihat dia kerja," ungkap Haji Faisal, dikutip dari YouTube Trans TV Official, Rabu (17/7/2024).
Bukan tanpa alasan, Haji Faisal mengatakan BA sejak awal tak mau memperkenalkan dirinya. Sehingga, Haji Faisal tak sempat untuk menggali latar belakang dari BA. Kawanan Pembobol Rusong Gasak Uang Beserta Barang Berharga Senilai Rp1 Miliar di Pangkalpinang Bangkapos.com
"Memperkenalkan dirinya aja ke saya nggak mau." "Artinya tidak diberikan kesempatan saya untuk bertanya tanya, di situ saya udah feeling ," jelas Haji Faisal. Berbeda pendapat dengan Fuji, kata Haji Faisal, anaknya tersebut justru membela BA.
Fuji pun memilih untuk menerima dan yakin menjadikan BA sebagai manajernya. "Ya anak saya namanya masih muda ya dia bela, ya sudah "Orangnya bisa kok jadi manajer' yaudah gitu aja," ujarnya. Pada kesempatan yang berbeda, Haji Faisal pun menyebut keluarganya ingin proses hukum terus berlanjut.
"Kalau masalah mantan manajernya Fuji itu kasusnya tetap berlanjut," kata Haji Faisal. Kemudian Haji Faisal menyinggung soal kerugian yang dialami oleh putrinya. "Kalau tidak ada suatu diskusi yang bisa menyelamatkan apa yang kita sudah alami, kerugian yang kita alami," lanjutnya.
Yang terpenting untuk Haji Faisal, kerugian yang dialami oleh anaknya tersebut bisa dikembalikan. "Mau saya sebenarnya kerugian itu bisa kembali, itu aja intinya sebenarnya bagi saya," ucapnya. Artikel ini merupakan bagian dari
KG Media. Ruang aktualisasi diri perempuan untuk mencapai mimpinya.